PENYARINGAN (FILTRASI)
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang
mengandung cairan dan partikel – partikel padat dengan menggunakan media filter
yang hanya meloloskan cairan dan menahan partokel – partikel padat. Proses pemisahan
dengan cara filtrasi dapat dibedakan berdasarkan adanya trekanan dan tanpa
tekanan.
v Jenis – Jenis Filtrasi
1.
Proses filtrasi sederhana (tanpa
tekanan) adalah proses penyaringan dengan media filter kertas saring. Hal ini
dilakukan dengan cara kertas saring dipotong melingkar, kemudian lipat dua,
sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah
sehingga melekat pada corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan
dipisahakan, sedikit demio sedikit. Hasil filtrasi adalah zat padat yang
disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.
2.
Proses Filtrasi dengan tekanan,
umumnya dengan cara divakumkan (disedot dengan pompa vakum). Proses pemisahan
dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih
besar dibandingkan dengan cairannya.
3.
Proses Filtrasi dengan Membran
merupakan proses saparasi dengan menggunakan membran dengan ukuran pori £ 0,1 mikron. Prinsip teknik filtrasi membran ini adalah dengan
menyaring cairan sampel melewati saringan yang sangat tipis dan yang terbuat
dari bahan sejenis selulosa.
Ø
Kelebihan filtrasi membran :
a)
Dapat menganalisa sampel dengan
volume yang besar dalam waktu yang singkat yang dibatasi oleh kekentalan dan
kekeruhan cairan sampel.
b)
Dapat menganalisa sampel dengan
jumlah mikroba yang sedikit (peningkatan keakuratan pendeteksian mikroba).
c)
Inhibitor pada sampel yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba seperti antibiotik, klorin atau zat pengawet
dapat terbilas.
d)
Pada umumnya cawan yang digunakan
berukuran kecil (50mm) sehingga dapat menghemat penggunaan media dan tempat
pada inkubator.
e)
Praktis dalam preparasinya, dapat
dilakukan berulang kali penyaringan (melipatgandakan cabang corong) dan
reprodusibel.
f)
Melalui proses pengeringan
tertentu, kertas membran yang telah ditumbuhi koloni dapat dijadikan dokumen
atau data permanen demi kepentingan perekaman data.
Ø
Kekurangan filtrasi membran :
a)
Kurang cocok untuk menghitung
sampel dengan jumlah mikroba yang terlalu pekat walaupun pengenceran dapat
dilakukan dengan pengenceran bertingkat.
b)
Beberapa jenis mikroba yang
berdiameter lebih kecil dari pori seperti Rickettsia dan Mycoplasma mampu lolos
dari pori kertas membran.
v Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Filtrasi
> Debit Filtrasi
> Debit Filtrasi
Debit yang
terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien, hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring
dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat
melewati rongga butiran menyebabkan partikel – pertikel yang terlalu halus yang
tersaring akan lolos.
> Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisien dari filtrasi. Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media.
> Temperatur
> Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisien dari filtrasi. Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media.
> Temperatur
Perubahn
suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan massa jenis
(density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan mengalami
perunbahn. Selain itu juga dipengaruhi oleh daya tarik menarik diantara
partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuran
besar partikel yang akan disaring.
> Kedalaman media, Ukuran, dan Material
Pemilihan media dan ukuran merupakan hal yang penting dalam penyaringan. Tebal dan tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring.
> Kedalaman media, Ukuran, dan Material
Pemilihan media dan ukuran merupakan hal yang penting dalam penyaringan. Tebal dan tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring.
v Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Filtrasi
a)
Luas permukaan kertas saring
b)
Diameter pori – pori kertas saring
c)
Tebal kertas saring
d)
Kepekatan larutan yang akan
disaring
e)
Volume larutan yang akan disaring
v Tujuan Dari Filtrasi
a)
Memanfaatkan air kotor atau limbah
untuk bisa digunakan kembali
b)
Mengurangi resiko meluapnya air
kotor dan limbah
c)
Mengurangi keterbatasan air bersih
dengan membuat filtrasi air
d)
Mengurangi penyakit yang
diakibatkan oleh air kotor
e)
Membantu pemerintah untuk
menggalakan air bersih
v Maanfaat Dari Filtrasi :
a)
Air keruh yang digunakan bisa
berasal dari mana saja, misalnya : sungai, rawa, telaga, sawah dan air kotor
lainnya
b)
Dapat mengilangkan bau tidak sedap
pada air yang keruh
c)
Dapat mengubah air yang keruh menjadi
lebih bening
d)
Menghilangkan pencemar yang ada
dalam air atau mengurangi kadarnya agar air dapat diminum
e)
Cara ini berguna berguna untuk
desa yang masih jauh dari kota dan tempat terpencil
PENGENDAPAN
Endapan
adalah zat yang memisahkan diri sebagia suatu fase padat keluar dari larutan Endapan
mungkin berupa Kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari
larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Pengendapan dengan nama
lain precipitation merupakan metode pemisahan senyawa kimia dengan cara
mengendapkan suatu zat dalam campurannya. Pengendapan dilakukan sedemikian rupa
sehingga memudahkan proses pemisahannya.
v
Prinsip Dasar Dalam Metode
Pengendapan
a) Endapannya
mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi.
b) Sifat
fisik endapan sedimikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari larutannya dengan
filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup
besar serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu.
v
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengendapan
a) Temperatur
Kelarutan semakin
meningkat dengan naiknya suhu,jadi dengan meningkatnya suhu maka pembentukkan
endapan akan berkurang disebabkan banyak endapan yang berada pada larutannya.
b) Sifat
alami pelarut
Garam anorganik mudah
larut dalam air dibandingkan dengan pelarut organik seperti alkohol atau asam
asetat.Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan
untuk memisahkan campuran antara dua zat.Setiap pelarut memiliki kapasitas yang
bebeda dalam melarutkan suatu zat,begitu juga dengan zat yang berbeda memiliki
kelarutan yang bebeda pada pelarut tertentu.
c) Pengaruh
ion sejenis
Kelarutan endapan akan
berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion sejenis
dibandingkan dalam air saja.
d) Pengaruh
Ph
Kelarutan endapan garam
yang mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan
karena penggabungan proton dengan anion endapannya.Misalnya endapan AgI akan
semakin larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung dengan I-
membentuk HI
e) Pengaruh
hidrolisis
Jika garam dari asam
lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan perubahan konsentrasi H+,dimana
hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini
akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.
f) Pengaruh
ion kompleks
Kelarutan garam yang
tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya pembentukkan kompleks
antara ligan dengan kation garam tersebut.Sebagai contoh,AgCl akan naik
kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3,hal ini disebabkan karena terbentuknya
kompleks Ag(NH3)2Cl
v Metode
pengendapan dibagi menjadi dua :
a) Metode
pengendapan secara fisik yang berdasarkan gaya gravitasi (sedimentasi ). Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung
dalam limbah cair oleh gaya gravitasi. Proses sedimentasi biasanya dilakukan setelah proses
koagulasi dan flokulasi. Dimana koagulasi merupakan proses penambahan bahan
kimia (koagulan) ke dalam cairan yang akan diolah membentuk gumpalan (flok).
Sedangkan Flokulasi
merupakan proses dimana gumpalan diaduk untuk mempercepat pembentukan flok,
sehingga dapat dipisahkan dengan cara sedimentasi dan filtrasi.
Ada dua cara
sedimentasi :
ü Sedimentasi di awal (Primary Sedimentation) dapat dilakukan jika
kekeruhan tinggi, untuk mengurangi resiko kerusakan pompa/mesin pada treatment
berikutnya.
ü Sedimentasi di akhir (Secondary Sedimentation) digunakan untuk
memisahkan dan mengumpulkan lumpur(sludge) dari proses sebelumnya.
b)
Metode
pengendapan secara kimia dengan cara penambahan bahan kimia.
Pengendapan secara kimia
dibedakan menjadi dua :
ü Pengaturan pH
Dilakukan jika hasil kali kelarutan ion-ionnya melampaui harga
Ksp-nya sehingga terbentuk endapan. Endapan akan terbentuk hanya jika
konsentrasi ion logam dan hidroksil saat itu adalah lebih tinggi dari yang
diperbolehkan oleh hasil kali kelarutan. Karena
konsentrasi ion logam dalam cuplikan/ sample yang sebenarnya tak jauh berbeda
satu sama lain, maka konsentrasi ion hidroksilah yang memegang peranan
menentukan dalam pembentukan endapan-endapan demikian karena fakta bahwa di
dalam air, hasil kali konsentrasi ion hydrogen dan hidroksil benar-benar konstan (Kw = -1014)
pada 250C
. Dengan memakai prinsip hasil kali kelarutan, kita dapat
menghitung pH minimum yang diperlukan untuk pengendapan suatu hidroksi logam. Beberapa
hidroksida (seperti AgOH atau Cu(OH)2) bisa melarut dalam larutan
amonia pada pH yang bahkan lebih rendah lagi.
ü Penambahan pereaksi
§ Pereaksi sulfida
Kebanyakan
ion logam membentuk senyawa sulfida tak larut, kecuali ion logam alkali dan
alkali tanah. Dengan dasar perbedaan kelarutan yang besar pada senyawa –
senyawa sulfida dalam asam encer. Contoh : gas H2S dan larutan anion
sulfida.
§ Pereaksi larutan ion Klorida
Untuk memisahkan ion perak terhadap ion logam yang lain.
§ Pereaksi larutan ion Sulfat
Untuk memisahkan kation Timbal, Barium dan Stronsium.
v Kemurnian Endapan
Timbulnya
endapan sebagai hasil penambahan suatu reagensia tertentu dapat dipakai sebagai
uji terhadap suatu ion tertentu. Namun pengendapan bisa juga dilakukan untuk
pemisahan. Untuk melakukan ini, suatu reagensia yang sesuai ditambahkan, yang
membentuk endapan (endapan-endapan) dengan hanya satu atau beberapa ion yang
ada dalam larutan. Setelah penambahan reagensia dalam jumlah yang sesuai, endapan
disaring dan dicuci. Sebagian ion tetap terlarut, sedang yang lainnya dapat
ditemukan dalam endapan. Agar dicapai pemisahan yang kuantitatif sejauh
mungkin, endapan harus mudah di saring dan bebas dari pencemaran (kontaminasi).
Kontaminasi endapan oleh
zat lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi. Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan
di cuci tergantung sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu pada
bentuk dan ukuran kristal-kristalnya. Makin besar kristal-kristal yang
terbentuk selama berlangsungnya endapan, makin mudah disaraing. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang
sederhana seperti kubus, oktahedron dan jarum-jarum mudah dicuci setelah
disaring. Struktur yang mengandung lekuk-lekuk atau lubang-lubang akan menahan
cairan induk.
Pengotoran dapat juga
disebabkan oleh postpresipitasi, yaitu pengendapan yang terjadi pada permukaan
endapan pertama. Hal ini terjadi pada zat yang sedikit larut kemudian membentuk
larutan lewat jenuh. Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua fenomena
yang berbeda. Sebagai contoh, pada postpresipitasi, semakin lama waktunya, maka
kontaminasi bertambah, sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi
bertambah akibat pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak
pada kopresipitasi. Kemungkinan bertambahnya kontaminasi sangat besar pada
postpresipitasi dibandingkan kopresipitasi.
v Keadaan optimum untuk pengendapan
Aturan-aturan umum yang diikuti adalah sebagai berikut :
a)
Pengendapan
harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan
akibat kopresipitasi.
b)
Pereaksi
dicampurkan perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan yang tetap.
c)
Pengendapan
dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk stabil pada temperatur
tinggi.
d) Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan
menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya kopresipitasi.
e)
Endapan
harus dicuci dengan larutan encer.
f)
Untuk
menghindari postpresipitasi dan kopresipitasi sebaiknya dilakukan pengendapan
ulang.
v Pencucian endapan
Tujuan mencuci endapan
adalah menghilangkan kontaminasi pada permukaan. Kompossisi larutan pencuci
tergantung pada kecenderungan terjadinya presipitasi. Untuk pencucian digunakan
larutan elektrolit kuat dan harus mengandung ion sejenis dengan endapan untuk
mengarungi kelarutan endapan. Larutan tersebut juga harus mudah menguap agar
mudah untuk menimbang endapannya. Garam amonium dapat digunakan sebagai cairan
pencuci. Larutan pencuci dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a) Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat
lewat kertas saring, misal : penggunaan amonium nitrat untuk mencuci endapan
ferihidroksida.
b) Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan misalnya alkohol.
c) Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah dan
basa lemah.
v Pembakaran endapan
Endapan mungkin mengandung air akibat adsorpsi, oklusi,
penyerapan dan hidrasi. Temperatur pembakaran ditentukan berdasarkan pada sifat
kimia zat. Pemanasan harus tetap diteruskan sampai beratnya tetap dan seragam.
Manfaat
Pengendapan
1.
Pada proses penjernihan air dengan menggunakan
pengendap tawas
2.
Pada
proses pengendapan bijih besi
REKRISTALISASI
Rekristalisasi merupakan pemurnian
suatu zat padat dari campuran/pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali
zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Cara ini bergantung
pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikala suhu diperbesar, konsentrasi
total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila
ingin konsentrasi pengotor yang rendah dalam larutan smentara produk yang
berkonsentrasi tinggi akan mengendap. Terdapat
beberapa definisi tentang rekristalisasi, diantaranya :
1)
Suatu proses dimana
butir logam yang terdeformasi digantikan oleh butiran baru yang tidak terdeformasi
yang intinya tumbuh sampai butiran asli termasuk didalamnya.
2)
Perubahan struktur
kristal akibat pemanasan pada suhu kritis.
3)
Terbentuknya struktur
butiran baru melalui tumbuhnya inti dengan pemanasan.
Prinsip
dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan
dengan zat pengotornya. Contoh :
1) Pembuatan garam dan gula pasir
2)
Rekristalisasi
pada sintesis asam salisilat
Semakim besar
kristal-kristal yang terbentuk selama berlangsungnya pengendapan, semakin
mempermudah dalam proses penyaringan. Kemurnian senyawa yang telah
direkristalisasi dapat menggunakan alat yang disebut Melting Point (titik
leleh), yaitu parameter yang digunakan untuk pengukuran kemurnian hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar