Dalam bab ini disajikan Ejaan Bahasa Indonesia yang Di¬sem¬pur-nakan, tetapi ma¬teri yang disajikan hanya terbatas pada hal-hal yang sering diterapkan secara salah. Hal-hal lain yang le¬bih lengkap harap dibaca pada sumber lengkapnya, yaitu Pedoman Umum Ejaan Baha¬sa Indo¬ne¬sia yang Disem¬pur¬¬nakan (1993) dan Pedoman Umum Pemben¬tuk¬an Istilah (1993).
A. Pemakaian Huruf Kapital
Huruf kapital terkenal pula dengan istilah huruf besar. Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (le¬bih besar daripada huruf biasa) yang biasanya digunakan sebagai hu¬ruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama na¬ma orang, dan sebagainya. Berikut ini disajikan beberapa atur¬an pemakaian huruf kapital yang sering salah.
1. ¬Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, su¬ku bang¬sa, dan bahasa. Misalnya:
SALAH BENAR
Bahasa Indonesia bahasa Indonesia
Suku Sunda suku Sunda
Bahasa Batak bahasa Batak
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, ha¬ri, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya:
SALAH BENAR
Bulan Januari bulan Januari
Hari Jumat hari Jumat
Hari Raya Lebaran hari raya Lebaran
Perang Candu perang Candu
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Mi¬¬-salnya:
SALAH BENAR
Asia tenggara Asia Tenggara
gunung Merapi Gunung Merapi
teluk Benggala Teluk Benggala
pegunungan Alpen Pegunungan Alpen
jalan Mangkubumi Jalan Mangkubumi
4. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geo¬grafi yang tidak menjadi unsur nama diri. Misalnya:
SALAH BENAR
berlayar ke Teluk berlayar ke teluk
mandi di Kali mandi di mandi di kali
pergi ke arah Tenggara pergi ke arah tenggara
5. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geo¬gra¬fi yang dipakai sebagai nama jenis. Misalnya:
SALAH BENAR
garam Inggris garam inggris
gula Jawa gula jawa
kacang Bogor kacang bogor
pisang Ambon pisang ambon
beras Cianjur beras canjur
salak Bali salak bali
6. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Mi¬sal¬nya:
SALAH BENAR
mesin Diesel mesin diesel
10 Volt 10 volt
5 Ampere 5 ampere
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur ben¬tuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga peme-rin¬tah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
SALAH BENAR
Perserikatan Bangsa-bangsa Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-ilmu Sosial Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-undang Lalu Lintas Undang-Undang Lalu Lintas
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata kekerabatan se-per¬ti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang di¬pa¬kai untuk me¬nyapa. Misalnya:
SALAH BENAR
Kapan saudara datang? Kapan Saudara datang?
Besok paman akan datang. Besok Paman akan datang.
Dia bertanya, “Itu apa, bu?” Dia bertanya, “Itu apa, Bu?”
Itu rumah pak Camat. Itu rumah Pak Camat.
Saya bertemu ibu Hasan. Saya bertemu Ibu Hasan.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Mi-sal¬nya:
SALAH BENAR
Sudahkah anda tahu? Sudahkah Anda tahu?
Surat anda sudah sampai. Surat Anda sudah sampai.
B. Penulisan Gabungan Kata
Gabungan kata ditulis dengan aturan sebagai berikut.
1. Gabungan kata ditulis serangkai jika salah satu unsurnya ha¬nya di¬pa¬¬¬kai dalam kombinasi. Misalnya:
SALAH BENAR
abdi kasi abdikasi
ada kala adakala
ada kalanya adakalanya
adi daya adidaya
adi kuasa adikuasa
adi pura adipura
agro ekonomi agroekonomi
agro bisnis agrobisnis
akhirul kalam akhirulkalam
antar kota antarkota
bea siswa beasiswa
bela sungkawa belasungkawa
bumi putra bumiputra
catur tunggal caturtunggal
darma siswa darmasiswa
darma wisata darmawisata
dasa warsa dasawarsa
duka cita dukacita
ekstra kurikuler ekstrakurikuler
kaca mata kacamata
kasat mata kasatmata
mana suka manasuka
manca negara mancanegara
marga satwa margasatwa
multi lateral multilateral
non kolesterol nonkolesterol
olah raga olahraga
radio aktif radioaktif
sapta marga saptamarga
sedia kala sediakala
segi tiga segitiga
sapu tangan saputangan
semi permanen semipermanen
sub bagian subbagian
suka cita sukacita
suka rela sukarela
suka ria sukaria
tri tunggal tritunggal
ultra modern ultramodern
]
Namun, gabungan kata seperti berikut ditulis terpisah.
SALAH BENAR
acapkali acap kali
andaikata andai kata
ibukota ibu kota
intisari inti sari
kerjasama kerja sama
seringkali sering kali
simpangsiur simpang siur
sumberdaya sumber daya
2. Gabungan yang berunsur pun yang lazim dianggap padu di¬tu¬lis se¬rangkai. Misalnya:
SALAH BENAR
atau pun ataupun
ada pun adapun
andai pun andaipun
bagaimana pun bagaimanapun
biar pun biarpun
kalau pun kalaupun
kendati pun kendatipun
mau pun maupun
meski pun meskipun
sungguh pun sungguhpun
walau pun walaupun
Khusus kata sekali yang mendapat tambahan pun dapat ditulis terpisah jika pun itu berarti ‘saja’ dan dapat ditulis serangkai ji¬¬ka hasil gabungannya mempunyai arti yang sinonim dengan mesk¬i-pun atau walaupun. Bandingkanlah:
Sekali pun dia belum pernah datang ke rumah kami sekalipun sudah tinggal di kampung ini selama hampir lima tahun.
3. Pun yang berarti ‘juga’ atau ‘saja’ ditulis secara terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:
SALAH BENAR
Apapun diperhatikannya. Apa pun diperhatikannya.
Siapapun boleh datang. Siapa pun boleh datang.
4. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang meng¬i-kut¬inya. Misalnya:
SALAH BENAR
ku tulis kutulis
ku dengar kudengar
kau tulis kautulis
kau dengar kaudengar
4. Per yang berarti ‘mulai’, demi’, dan ‘tiap’ ditulis¬kan ter¬¬pisah dari kata yang mengikutinya, sedangkan yang per yang me¬ru¬pa¬¬kan imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Mi-salnya:
SALAH BENAR
perhari per hari
perhelai per helai
perbulan per bulan
satu persatu satu per satu
dua per tiga dua pertiga
Per hatikanlah kalimat ini. Perhatikanlah kalimat ini.
5. Jika gabungan kata mendapat awalan dan akhiran se¬ka¬ligus, ga¬-bung¬an kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
SALAH BENAR
menggaris bawahi menggarisbawahi
menanda tangani menandatangani
mempertanggung jawabkan mempertanggungjawabkan
pertanggung jawaban pertanggungjawaban
penyalah gunaan penyalahgunaan
pengambil alihan pengambilalihan
penanda tanganan penandatanganan
6. Jika gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran seka¬ligus, ga¬¬¬¬¬bungan kata ditulis serangkai dengan awalan ditulis pada awal dan akhiran ditulis pada akhir gabungan. Misalnya:
SALAH BENAR
pertanggungan jawab pertanggungjawaban
pengambilan alih pengambilalihan
7. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah hu-ruf kapital, di antara kedua unsur itu di¬tu¬liskan tanda hu¬bung (-). Misalnya:
SALAH BENAR
nonIndonesia non-Indonesia
panAfrikanisme pan-Afrikanisme
8. Kata di dan ke yang merupakan kata depan ditulis terpisah dari ka-ta yang mengikutinya. Misalnya:
SALAH BENAR
didepan, kedepan di depan, ke depan
diatas, keatas di atas, ke atas
disamping, kesamping di samping, ke samping
disana, kesana di sana, ke sana
dimana, kemana di mana, ke mana
didaerah, kedaerah di daerah, ke daerah
disisi, kesisi di sisi, ke sisi
didalam, kedalam di dalam, ke dalam
9. Gabungan dari dengan pada, ke de¬ngan pada, ke dengan ma¬ri, dan ke dengan hendak ditulis serangkai. Misalnya:
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepada kakaknya.
Bawa kemari gambar itu!
Percayalah bahwa semua ini bukan kehendak saya.
C. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat di¬ikuti dengan tanda titik. Misalnya:
Muh. Yamin Muhammad Yamin
S.E. sarjana ekonomi
M.Sc. master of science
Bpk. Bapak
Sdr. Saudara
Kol. Kolonel
2. Bentuk singkat atau bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari bentuk lengkapnya ditulis dengan menggunakan huruf kecil semua tanpa diikuti tanda titik. Misalnya:
ekspres bentuk singkat dari kereta api ekspres
harian bentuk singkat dari surat kabar harian
mingguan bentuk singkat dari majalah mingguan
bulanan bentuk singkat dari majalah bulanan
3. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti tanda titik. Misal¬nya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.p. untuk perhatian
u.b. untuk beliau
4. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu ti¬tik. Misalnya:
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan atas
hlm. halaman
Yth. Yang terhormat
Dkk. dan kawan-kawan
5. Akronim nama diri ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Mi¬sal-nya:
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
6. Akronim yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kecil. Mi¬sal-nya:
pemilu pemilihan umum
rapim rapat pimpinan
tilang bukti pelanggaran
rudal peluru kendali
D. Angka dan Lambang Bilangan
1. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga pi¬lih¬¬an yang berikut. Misalnya:
I II III
Paku Buwono X Paku Buwono ke-10 PakuBuwono kesepuluh
Bab II Bab ke-2 Bab kedua
Abad XXI Abad ke-21 Abad kedua puluh satu
Tingkat V Tingkat ke-5 Tingkat kelima
2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf. Misalnya:
Buku ini terdiri atas dua jilid.
Kami memesan dua puluh kilogram jeruk.
Yang tewas dalam kecelakaan itu lima belas orang.
Namun, bila lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata itu terdiri atas beberapa yang dipakai secara berurutan, lambang bilangan itu ditulis dengan angka. Misalnya:
Kendaraan yang ditempah untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak, dan 100 bemo.
Menurut catatan, jumlah pasien yang datang ke poliklinik kemarin ada 28 orang, 7 orang penderita mata, 7 orang pen¬de¬ri¬ta gigi, 5 orang pen-derita paru-paru, 4 orang penderita kulit, 3 orang pende¬ri¬ta kan¬dungan, dan 2 orang penderita penyakit dalam.
3. Lambang bilangan yang dipakai dalam dukumen resmi, se¬perti ak-ta, kuitansi, wesel pos, dan cek, dapat ditulis dengan angka dan huruf se¬ka¬ligus. Misalnya:
Telah dijual sebidang tanah seluas 2.000 (dua ribu) meter dengan har¬ga Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
Pada hari ini, Senin, 18 Juni 2002 (delapan belas Juni dua ribu dua) telah menghadap Saudara Daljuri Sarjana Hukum ....
4. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Mi-salnya:
Sepuluh karyawan teladan memperoleh piagam dari pemerintah.
Lima puluh ekor kambing kurban disembelih pada hari raya Idul Adha di desa kami.
E. Penulisan Unsur Serapan
Kata-kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas dua kelompok, ya¬itu kata Indonesia asli dan kata serapan. Kata-kata seperti ambil, bawa, du¬duk, gigi, minum, dan ikan, misalnya, merupa¬kan kata In-donesia asli. Ka¬ta-kata seperti telaah, jamak, insan, insinyur, dan jelita, misalnya, merupakan kata serapan.
Kata serapan dalam bahasa Indonesia dapat berasal dari ba-hasa se¬¬rumpun dan dari bahasa asing. Kata-kata seperti pace¬klik, pabean, bopong, sogok, dan pacek, misalnya, merupakan ka¬ta se¬rapan dari baha¬sa serumpun, sedangkan kata-kata seperti ikhtiar, masinis, paket, dan pal¬su, misalnya, merupakan serapan dari baha¬sa asing. Kata-kata se¬rap¬an itu dapat dikelompokkan me¬nurut taraf integrasinya menjadi tiga go¬longan, yaitu:
1. kata-kata yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indone¬sia yang ti¬dak perlu lagi diubah ejaannya, misalnya sirsak, iklan, otonomi, akal, dongkrak, pikir, paham, dan aki;
2. kata asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle cock, real estate, spare part, dan lift; dan
3. kata asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kai¬dah bahasa Indonesia.
Berikut ini disajikan kaidah penyesuaian ejaan bagi unsur se-rapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
(01) aa (Belanda) menjadi a
baal bal
octaaf oktaf
paal pal
(02) ae, jika tidak bervariasi dengan e, tetap ae
aerobe aerob
aerolit aerolit
aerosol aerosol
aerodynamics aerodinamika
aeration aerasi
(03) ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
anaemia anemia
haematite hematit
haemoglobine hemoglobin
(04) ai tetap ai
caisson kaison
trailer trailer
(05) au tetap au
autotrophe autotrof
caustic kaustik
hydraulic hidraulik
(06) c di muka a, o, u, dan konsonan menjadi k
calomel kalomel
vocal vokal
construction konstruksi
cubic kubik
classification klasifikasi
(07) c di muka e, i, oe, dan y menjadi s
central sentral
circulation sirkulasi
coelom selom
cylinder silinder
(08) cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accomodation akomodasi
acculturation akulturasi
acclimatization aklimatisasi
(09) cc di muka e dan i menjadi ks
accent aksen
accessory aksesori
vaccine vaksin
(10) ch dan cch di muka a, o, dan konsonan menjadi k
charisma karisma
cholera kolera
chromosome kromosom
technique teknik
technology teknologi
saccharine sakarin
(11) ch yang lafalnya c menjadi c
charter carter
check cek
China Cina
(12) ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon eselon
chiffon sifon
machine mesin
(13) e tetap e
atmosphere atmosfer
system sistem
synthesis sintesis
(14) e yang tidak diucapkan ditanggalkan
phoneme fonem
morpheme morfem
sulphite sulfit
zygote zigot
(15) ea tetap ea
idealist idealis
ideal ideal
oleander oleander
realist realis
(16) ea, jika lafalnya i, menjadi i
team tim
(17) ei tetap ei
eicosane eikosan
eidetic eidetik
pleistocene pleistosen
einsteinium einsteinium
(18) eo tetap eo
geometry geometri
geology geologi
stereo stereo
zeolite zeolit
(19) eu tetap eu
eugenol eugenol
euphony eufoni
neutron neutron
europium europium
(20) f tetap f
factor faktor
fossil fosil
infuse infus
fanatic fanatik
(21) g tetap g
energy energi
gene gen
geology geologi
(22) gh menjadi g
sorghum sorgum
spaghetti spageti
(23) gue menjadi ge
igue ige
gigue gige
(24) i pada awal suku kata di muka vokal tetap i
iambus iambus
ion ion
iota iota
(25) ie (Belanda), jika lafalnya i, menjadi i
politiek politik
riem rim
(26) ie (Inggris), jika lafalnya bukan i, tetap ie
hierarchy hierarki
patient pasien
variety varietas
efficient efisien
(27) iu tetap iu
calcium kalsium
premium premium
stadium stadium
(28) ng tetap ng
congress kongres
contingent kontingen
linguistics linguistik
(29) oe (oi Yunani) menjadi e
foetus fetus
oenology enologi
oestrogen estrogen
(30) oi (Belanda, Inggris) tetap oi
exploitatie exploitasi
exploitation eksploitasi
toilet toilet
(31) oo yang lafalnya u menjadi u
cartoon kartun
pool pul
proof pruf
(32) oo (vokal ganda) tetap oo
coordination koordinasi
cooperative kooperatif
oolite oolit
zoology zoologi
zoometry zoometri
zoophobia zoofobia
(33) ou, jika lafalnya u, menjadi u
gouverneur gubernur
contour kontur
coupon kupon
group grup
route rute
(34) ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
spectograph spektograf
(35) ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
psychosomatic psikosomatik
(36) pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridologi
ptyalin ptialin
(37) q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator
(38) rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika
rheumatic rematik
(39) sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk
scandium skandium
scotopia skotopia
scutella skutela
sclerosis sklerosis
scriptie skripsi
(40) sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography senografi
scintillation sintilasi
scyphistoma sifistoma
(41) sch di muka vokal menjadi sk
schema skema
schizophrenia skizofrenia
scholasticism skolastisisme
(42) t di muka i menjadi s jika lafalnya s
ratio rasio
action aksi
patient pasien
(43) th menjadi t
theocracy teokrasi
theology teologi
orthography ortografi
thiopental tiopental
method metode
(44) u tetap u
unit unit
unique unik
nucleolus nukleolus
(45) ue tetap ue
suede sued
duet duet
(46) ui tetap ui
equinox ekuinoks
conduite konduite
(47) uo tetap uo
fluorescein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota
(48) uu menjadi u
prematuur prematur
vacuum vakum
(49) v tetap v
vitamin vitamin
television televisi
cavalry kavalri
(50) x pada awal kata tetap x
xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon
(51) x pada posisi lain menjadi ks
executive eksekutif
taxi taksi
exudation eksudasi
latex lateks
(52) xc di muka e dan i menjadi ks
exception eksepsi
excess ekses
excision eksisi
excitation eksitasi
(53) xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk
excommunication ekskomunikasi
excursive eksursif
exclusive eksklusif
(54) y tetap y jika lafalnya y
yakitori yakitori
yangonin yangonin
yen yen
yuan yuan
(55) y menjadi i jika lafalnya i
yttrium itrium
dynamo dinamo
propyl propil
psychology psikologi
(56) z tetap z
zenith zenit
zirconium zirkonium
zodiac zodiak
F. Pemakaian Tanda Baca
(a) Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Namun, jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf, tanda titik itu tidak di¬pakai. Misalnya:
a. III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Pertanahan
1. ...
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau keli-pat¬annya yang menyatakan jumlah. Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
bandingkan:
Ia lahir pada tahun 1970 di Bandung.
Nomor rekening saya adalah 5645789.
3. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Misalnya:
Pengantar Ilmu Ekonomi
Dasar-dasar Manajemen
Pendidikan Kewarganegaraan
4. Tanda titik tidak dipakai untuk singkatan penunjuk uang seperti ru-pi¬ah, dolar, yen, dan sebagainya. Misalnya:
Rp10.000,00 10.000,00 rupiah
US$3.50 3.50 dolar Amerika
Y100 100 yen
(b) Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Kita memerlukan karyawan yang terampil, disiplin, dan jujur.
Air kelapa diberi bumbu lengkuas, daun salam, bawang putih, dan garam.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara perlawanan yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan. Misalnya:
Tim Belanda lebih banyak memiliki peluang emas, tetapi ka¬rena pe-nyelesaiannya kurang sempurna, akhirnya hanya imbang 1 - 1 la¬wan Mesir.
Mereka bukan pemain yang penuh bakat, melainkan pemain yang hanya memiliki keinginan kuat.
Penghasilan utama daerah Maluku adalah rempah-rempah, sedang¬kan penghasilan utama Jawa Barat adalah padi.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang menda¬hu¬lui induk kalimatnya. Biasanya anak kalimat itu didahului oleh kata ka¬rena, agar, bahwa, walaupun, meskipun, biarpun, manakala, bila, apa¬bila, jika, jika¬lau, kalau, andaikata, seandainya, dan asalkan. Mi¬salnya:
Karena harus menyelesaikan pekerjaannya pada hari itu juga, ia ter¬paksa membatalkan rencananya untuk bekunjung kepada saudaranya di kota.
Agar swasembada di bidang beras dapat kita pertahankan, para pe¬ta¬ni diharapkan dapat bekerja lebih keras lagi dan konsisten me¬ne¬¬rap¬kan Pancausaha Tani.
Bahwa dia menggugat hendak mengetahui perasaanku terhadap Carl, aku baru sadar.
Kalau kakakku perempuan tertawa terbahak-bahak oleh sesuatu yang amat lucu, ibuku mengerutkan keningnya.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung an¬tar¬kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Kata atau ungkap-an peng¬hubung antar¬kalimat itu antara lain adalah oleh karena itu, oleh sebab itu, sehubungan dengan itu, jadi, namun, selanjutnya, lagi pu-la, tambahan lagi, tambahan pula, meskipun begitu, sebenar¬nya, sebe-tulnya, kalau begitu, selain itu, di samping itu, bah¬kan, ke¬¬mudi¬an, wa¬lau-pun demikian, mes¬kipun demikian, sebaliknya, da¬lam pa¬da itu, akhir¬nya, misalnya, contohnya,dan malahan. Misalnya:
Hiasan dinding dari makrame juga bagus. Bahkan, makrame juga da¬pat dibuat selendang atau sal.
Jagalah timbunan jerami itu jangan sampai kena air. Di samping itu, bu¬at juga atap di atasnya.
Biaya membuat kecap air kelapa tidak mahal, bukan? Lagi pula, cara mem¬buatnya mudah.
(C) Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang trpisah oleh pergantian baris. Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu, ada juga cara yang ba-
ru.
Suku kata yang berupa satu vokal (huruf hidup) tidak boleh di¬tem-pat¬kan pada ujung baris atau pangkal baris. Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah dismpaikan ....
Bukan:
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan ....
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan ba¬gian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Kukuran baru itu memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang canggih.
Namun, akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris supaya ti¬dak ter¬dapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Terima kasih atas tulisannya.
BalasHapus