PENDAHULUAN
Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari
penyampaian informasi ke kepala seorang peserta didik. Belajar membutuhkan
keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri. Penjelasan dan peragaan
oleh mereka sendiri tidak akan menuju ke arah belajar yang sebenarnya dan tahan
lama. Hanya cara belajar aktif saja yang akan mengarah kepada pengertian ini.
Pada saat kegiatan belajar itu aktif , peserta didik
melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan
otak meraka, mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan
menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat,
menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Sering kali, peserta
didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan
berpikir keras.
Identifkasi
masalah yang terjadi di kelas yaitu siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran, siswa sering mengobrol saat guru menjelaskan materi pelajaran, kurangnya
literatur yang mendukung proses pembelajaran, dan siswa juga kurang aktif dalam
tanya jawab. Adanya masalah tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang berminat
dalam proses pembelajaran di kelas. Maka dilakukan suatu tindakan perbaikan
dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model
snowball throwing untuk meningkatkan minat belajar siswa. Model pembelajaran merupakan landasan praktik
pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang
dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya
pada tingkat operasional di kelas.
Penerapan
model snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar siswa melalui
aktivitas membuat soal, menjawab soal, mengemukakan jawaban, dan
menyimpulkan/menilai jawaban dari kelompok lain. Aktivitas tersebut membuat
minat belajar siswa secara individu menjadi meningkat karena selama proses
pembelajaran, siswa harus berdiskusi dengan kelompoknya dan saling bertukar
pendapat mengenai materi yang diajarkan, berbicara dengan temannya mengenai
materi pelajaran sesuai dengan waktu/kesempatan yang diberikan oleh guru,
membawa buku pelajaran dan menggunakannya sebagai literatur dalam pembelajaran,
serta aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada
individu yang terjadi melelui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik orang sejak lahir. Manusia banyak
belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Proses belajar
terjadi melalui banyak cara baik yang disengaja maupun tidak disengaja dan
berlangsung sepanjang dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Cara
mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat
belajar yang baik.
Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta
mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar
menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta
ide dan apresiasi yang menjurus pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan
siswa. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih
komplek pembelajaran hakikatnya adalah usaha
sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi
siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dewasa ini, yang kita lihat bahwa sebagian besar pola
pembelajaran masih bersifat transmisif, pengajar mentransfer dan menggerojokan
konsep-konsep secara langsung pada peserta didik. Dalam pandangan ini, siswa
secara pasif menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang
terdapat dalam buku pelajaran. Pembelajaran hanya sekedar menyampaikan fakta,
konsep, prinsip, dan keterampilan kepada siswa. Untuk menanggapi hal tersebut
maka diperlukan model pembelajaran yang membuat siswa aktif, misalnya Snowball Throwing.
Model
Pembelajaran Snowball Throwing adalah
suatu tipe model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada
siswa serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam materi tersebut. Model pembelajaran ini
menggali potensi kepemimpinan peserta
didik
dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang di padukan
melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola kertas.
Model
Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan
dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok. Proses model pembelajaran snowball
throwing dibentuk kelompok yang masing-masing siswa membuat pertanyaan yang
dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang
masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
B. KARAKTERISTIK
Model snowball throwing memiliki
beberapa karakteristik, diantaranya :
1.
Peserta didik bekerja dalam kelompok
kooperatif untuk menguasai materi akademis.
2.
Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan
untuk melatih pemahaman siswa seputar materi.
3.
Penilaian yang diberikan dalam
pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian,
guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang diharapkan adalah prestasi
setiap individu siswa.
4.
Siswa belajar bekerjasama, siswa juga
harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.
5.
Sistem penghargaan yang berorientasi
kepada kelompok dari pada individu
C. SINTAKS
Dalam model pembelajaran snowball throwing, terdapat
sintaks yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, antara
lain :
1.
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2.
Guru membentuk kelompok-kelompok dan di dalam setiap kelompok terdapat ketua kelompok.
3.
Masing-masing ketua kelompok kemudian menjelaskan materi yang diajarkan
kepada teman-temannya.
4.
Kemudian masing-masing kelompok diberikan satu
lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh masing-masing
ketua kelompok .
5.
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola
dan dilempar dari satu kelompok ke kelompok yang lain selama ± 15 menit.
6.
Setelah kelompok mendapat satu bola/satu pertanyaan
maka diberikan kesempatan kepada kelompok untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian .
7.
Refleksi.
8.
Penyampaian kesimpulan.
D. KELEBIHAN
Model
pembelajaran Snowball Throwing memiliki beberapa kelebihan, antara
lain :
1.
Melalui pembelajaran kooperatif model
Snowball Throwing siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi
dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2.
Pembelajaran kooperatif Snowball
Throwing dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan
kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3.
Dapat membantu anak untuk peduli pada
orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
4.
Dapat membantu memberdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.
5.
Merupakan suatu strategi yang cukup
ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang
lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap
sekolah.
6.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat
berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan
yang dibuat adalah tanggungjawab kelompoknya.
7.
Dapat meningkatkan kemampuan siswa
untuk menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
8.
Interaksi selama kooperatif
berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk
berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
E.
KEKURANGAN
Model pembelajaran Snowball
Throwing memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:
1.
Untuk memahami dan mengerti filosofis
pembelajaran kooperatif model Snowball Throwing memang perlu waktu. Sangat
tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa akan mengerti dan
memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki
kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap
kurang memiliki kemampuan. Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu
kerjasama dalam kelompok.
2.
Penilaian yang diberikan dalam
pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian,
guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang diharapkan adalah prestasi
setiap individu siswa.
3.
Keberhasilan kooperatif dalam upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode yang cukup panjang, dan
hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali penerapan strategi
ini.
4. Walaupun
kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan
tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan
secara individual. Oleh karena idealnya melalui kooperatif selain siswa belajar
bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk
itu model pembelajaran ini tidak mudah dilakukan.
KESIMPULAN
Masalah yang terjadi di kelas yaitu siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa sering mengobrol saat guru
menjelaskan materi pelajaran, kurangnya literatur yang mendukung proses pembelajaran,
dan siswa juga kurang aktif dalam tanya jawab. Untuk
menanggapi hal tersebut maka diperlukan model pembelajaran yang membuat siswa
aktif, salah satunya adalah Snowball Throwing.
Pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan pembelajaran yang dapat digunakan
untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam
materi tersebut. Penerapan metode snowball throwing dapat meningkatkan minat
belajar siswa melalui aktivitas membuat soal, menjawab soal, mengemukakan
jawaban, dan menyimpulkan/menilai jawaban dari kelompok lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Silberman,
Mel.1996. Active Learning 101 Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Trianto. 2009.
Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=41447, diakses pada 4
Mei 2012 pukul 10.15 WIB .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar